Selasa, 03 Maret 2009

Perbedaan Cinta Pria dan Cinta Wanita

Cinta memang sebuah perasaan yang universal, akan tetapi sulit untuk bisa menjabarkan pengertiannya atau pun mendefinisikannya. Kita hanya mengetahui sedikit unsur yang membangun perasaan cinta. Dan sepertinya, bila ada yang hendak meneliti tentang biologi cinta, upayanya tidak dianggap serius. Padahal melalui biologi, kita dapat melakukan pendekatan terhadap cinta dan melihat bagian-bagian cinta yang tidak mungkin kita lihat sewaktu sedang jatuh cinta.

Natalie Angier, dalam bukunya, Woman an Intimate Geography, mencoba untuk membahas mengapa kita membutuhkan cinta. Menurutnya, yang paling mendasar adalah karena manusia harus mencintai. Karena kita melakukan hubungan seksual berlandaskan cinta untuk memperoleh keturunan.
Selanjutnya dikatakan olehnya bahwa manusia mencintai karena membutuhkan perlindungan dan pengakuan. Tak hanya itu, ternyata menurut analisis, kita mencintai pun untuk mengusir kebosanan. Jadi jelas bahwa kita memang mempunyai alasan untuk mencintai, namun ternyata untuk memahami cinta kita tidak boleh mengesampingkan agresi karena jalur cinta dan agresi, menurutnya saling berkaitan dan kadang tumpang tindih.

Kita juga mencintai karena kita menyukai perasaan melayang yang ditimbulkan oleh cinta. Kita bahkan menyukai agresi dan rasa sakit yang ditimbulkan cinta, sekalipun kita tidak mengakuinya. Oxytocin telah disebut-sebut sebagai hormon cinta.

Menurut Kerstin Uvnas M., dari Karolinsska Institute di Swedia, oxytocin tak hanya melancarkan aliran darah ke payudara tetapi juga membuat payudara hangat, sehinga bayinya akan merasakan kehangatan ibunya. Bukankah transfer perasaan kehangatan ini penting untuk menunjukkan cinta? Sentuhan juga menyalurkan kehangatan. Maka tak heran bila untuk memperlihatkan rasa cinta, kita membutuhkan sentuhan.

Tak hanya itu, dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh sejumlah psikolog, telah diketahu bahwa dalam mendefinisikan cinta:
Pria lebih mengutamakan seks dibanding wanita
Wanita lebih memilih hubungan yang mapan
Wanita secara alamiah tertarik pada pria berstatus sosial atas dengan penghasilan yang memadai

Pria secara alamiah tertarik pada kemudaan dan kecantikan
Dengan kata lain, pria mencari ciri-ciri usia muda, seperti kulit yang halus dan payudara berisi. Mereka pun menghendaki pasangan yang masih bisa membuahkan keturunan. Pria juga menghendaki keperawanan. Wanita yang menggoda dan sedikit liar disukai untuk sekedar melewatkan malam minggu. Tapi pada saat mencari pasangan, mereka mencari kesederhanaan dan keanggunan.
Wanita sebaliknya, dia mencari sosok ‘pemberi’. Wanita menginginkan pria yang mapan dan ambisius. Mereka ingin tahu apakah pria tersebut bisa menghidupi dirinya dan anak-anaknya. Wanita mengharapkan pria yang bisa memimpin, bahkan sedikit mendominasi. Memilih pria yang mapan sudah dilakukan wanita sejak dulu sampai sekarang, bahkan bagi wanita yang mandiri secara keuangan dan sukses dalam berkarir.

Bahkan ada pula pendapat yang mengatakan bahwa pria dilahirkan sebagai petualang dan tidak bisa setia hanya pada seorang wanita. Petualangan Bill Clinton sering dijadikan contoh ketidaksetiaan seorang pria. Namun mereka pun kadang tersiksa oleh keinginan untuk setia namun tergoda oleh nafsu bertualang. Bagaimana menurut Anda? Masihkah ada cinta yang tanpa pamrih? Apakah wanita telah menuju ke era baru yang lebih bebas untuk mengambil langkah lebih dulu?

http://www.callrid.com

Senin, 02 Maret 2009

CINTA TAK HARUS MEMILIKI

MEDAN, 02 MARET 2009

Apakah benar, rasa sayang dan cinta itu harus memiliki? Apakah untuk menyayangi orang yang kita cintai, maka kita harus menjadi kekasihnya? Jika apa yang kita lakukan ketika menjadi pacar, ketika melakukan pendekatan, dengan ketika kita tersakiti karena ditolak/diputus berbeda, aku bisa memastikan bahwa rasa sayang tersebut belum 100%. Rasa sayang itu hanyalah investasi agar kita mendapatkan balasan berupa sayang juga. Dan ini manusiawi sekali.

Cinta dan sayang yang ideal (tapi ingat, di dunia ini tidak ada yang ideal) tentunya adalah ikhlas dan tanpa pamrih. Cinta adalah memberi dan berkorban tanpa mengharapkan balas apapun dari sang kekasih. Kerelaan yang sejati bisa kita berikan hanya dan hanya jika kekasih tersebut sudah benar-benar menjadi milik kita secara syah (baik dari segi agama maupun segi hukum negara). Namun jika belum menjadi kekasih yang hakiki, pasti kita mempunyai pamrih agar pengorbanan kita mendapat balasan. (sekali lagi itu adalah manusiawi sekali)

Pengorbanan, tentu saja bukan hanya pengorbanan waktu, tenaga, dan materi, namun seringkali yang terasa sangat sakit adalah korban perasaan. Perasaan sakit saat dia tersakiti, rasa sedih saat kekasih sedih, rasa cemburu, marah dll.
Mampukah engkau tersenyum bahagia di saat sang kekasih memperkenalkan kekasihnya/suaminya. Mampukah engkau merasa bahagia melihatnya berbahagia bersama orang lain?

Saya percaya hanya orang yang sudah hilang kesadaranya yang tidak kecewa, bingung, bahkan marah. Kita hanyalah manusia biasa yang punya emosi, ambisi dan motivasi. Apapun yang kita lakukan, tentu ada pamrih meskipun sekecil pasir. Jika tak ada pamrih, lalu apa motivasi kita melakukan itu? Hanya karena sayang? Yakin? Apakah benar kita tidak mengharapkan untuk kembali kepada kita suatu hari nanti? Apakah benar kita tidak mengharapkan untuk mendapatkan senyum manisnya? Karena senyum manis itulah yang rasanya bisa mengobati luka-luka meskipun sebentar….

Namun demikian, aku tetap yakin bahwa cinta yang ikhlas itu tetap ada. Parameternya, jika kamu tetap menyayanginya, tetap baik padanya, tetap membantunya ketika ia memerlukan pertolongan, itu artinya kamu bisa dikatakan telah ikhlas. Lepas dari berapa besar korban perasaan yang kamu derita. Terlepas berapa lebar luka yang terkoyak di hatimu. Namun jika engkau telah tersenyum tatkala melihat orang yang kau cintai itu berbahagia dengan orang lain, aku yakin, itulah cinta tanpa pamrih itu.

Nah, setelah ini, akan muncul pertanyaan, apakah dengan kita tetap menyayanginya, itu berarti dia tetap ada di hati? Dan itu artinya tidak adil untuk seorang yang baru masuk ke dalam kehidupan? Karena cinta kepadanya akan terbagi dengan cinta masa lalu?

“Kulukiskan lagi sebuah ingatan
Yang mungkin telah terlupakan
Jauh dulu…

Kau sapa hangat hariku
Mengungkap kebahagiaan yang terpendam
Sejenak penuh arti

Cinta itu pernah ada dan bertahta
Bahkan jiwa ini adalah separuh jiwamu
Kau orang yang pernah membuatku merasa berarti
Dan temani bergolaknya hidupku

Dan kuakui hatiku masih untukmu
Walau kadang tak selalu sempurna
Namun tak seorangpun sanggup menggantikan
Pahit dan manis cerita kita…

Mungkin kita tak harus jadi satu
Tapi cukup bagiku kehadiranmu
Perlahan duka pun pergi
Jauh tenggelam tinggalkan gundah
Bertahun ku coba sendiri
Berteman caci maki”

Minggu, 01 Maret 2009

Cinta

Cinta itu seperti kupu-kupu. Tambah dikejar, tambah lari. Tapi kalau dibiarkan terbang, dia akan datang disaat kamu tidak mengharapkannya. Cinta dapat membuatmu bahagia tapi sering juga bikin sedih, tapi cinta baru berharga kalau diberikan kepada seseorang yang menghargainya. Jadi jangan terburu-buru dan pilih yang terbaik.

Cinta bukan bagaimana menjadi pasangan yang “sempurna” bagi seseorang. Tapi bagaimana menemukan seseorang yang dapat membantumu menjadi dirimu sendiri.

Jangan pernah bilang “I love you” kalau kamu tidak perduli. Jangan pernah membicarakan perasaan yang tidak pernah ada. Jangan pernah menyentuh hidup seseorang kalau hal itu akan menghancurkan hatinya. Jangan pernah menatap matanya kalau semua yang kamu lakukan hanya berbohong.

Hal paling kejam yang seseorang lakukan kepada orang lain adalah membiarkannya jatuh cinta, sementara kamu tidak berniat untuk menangkapnya…

Cinta bukan “Ini salah kamu”, tapi “Ma’afkan aku”. Bukan “Kamu dimana sih?”, tapi “Aku disini”. Bukan “Gimana sih kamu?”, tapi “Aku ngerti kok”. Bukan “Coba kamu gak kayak gini”, tapi “Aku cinta kamu seperti kamu apa adanya”.

Kompatibilitas yang paling benar bukan diukur berdasarkan berapa lama kalian sudah bersama maupun berapa sering kalian bersama, tapi apakah selama kalian bersama, kalian selalu saling mengisi satu sama lain dan saling membuat hidup yang berkualitas.

Kesedihan dan kerinduan hanya terasa selama yang kamu inginkan dan menyayat sedalam yang kamu ijinkan. Yang berat bukan bagaimana caranya menanggulangi kesedihan dan kerinduan itu, tapi bagaimana belajar darinya.

Caranya jatuh cinta: jatuh tapi jangan terhuyung-huyung, konsisten tapi jangan memaksa, berbagi dan jangan bersikap tidak adil, mengerti dan cobalah untuk tidak banyak menuntut, sedih tapi jangan pernah simpan kesedihan itu.

Memang sakit melihat orang yang kamu cintai sedang berbahagia dengan orang lain tapi lebih sakit lagi kalau orang yang kamu cintai itu tidak berbahagia bersama kamu.

Cinta akan menyakitkan ketika kamu berpisah dengan seseorang lebih menyakitkan apabila kamu dilupakan oleh kekasihMu, tapi cinta akan lebih menyakitkan lagi apabila seseorang yang kamu sayangi tidak tahu apa yang sesungguhnya kamu rasakan.

Yang paling menyedihkan dalam hidup adalah menemukan seseorang dan jatuh cinta, hanya untuk menemukan bahwa dia bukan untuk kamu dan kamu sudah menghabiskan banyak waktu untuk orang yang tidak pernah menghargainya. Kalau dia tidak “worth it” sekarang, dia tidak akan pernah “worth it” setahun lagi ataupun 10 tahun lagi. Biarkan dia pergi…